Rabu, 26 September 2012

PERGAULAN TERHADAP SESAMA MURID

OLEH : K. DHOFIR SUHAIMI

Terhadap sesama orang islam hendaknya segera mengenalkan diri serta menyebutkan nama orang tua atau ayah saja. Umar bin Maimun contohnya. Melontarkan salam dan berjabat tangan jika bertemu, jangan sampai membuang muka di hadapannya, sebab membuang muka terhadap sesama muslim, apalagi sesama jama’ah sampai melebihi 3 x 24 jam ( 3 hari ) hukumnya haram. Di samping juga menjadi hijab keberhasilan. HIKAYAH : Ada orang ingin bisa ketemu dengan nabi Khidlir a.s. Orang tersebut minta ijazah kepada seorang Syekh terkenal. Oleh Syekh di beri amalan aurod dan puasa. Jika sudah khatam di suruh pergi ke Makkah Al Mukarromah bertemu siapa saja supaya berjabat tangan. Jika bertemu dengan orang yang ibu jarinya tidak ada tulangnya supaya langsung minta do’a, sebab itu nabi Khidlir a.s. Setelah khatam puasa dan aurodnya orang tersebut langsung berangkat ke Makkah Al Mukarromah, dan di sana melaksanakan wejangan Syekh tadi dengan mengajak berjabat tangan dengan siapapun yang ketemu disana. Ternyata orang yang sudah di ajak berjabat tangan tidak ada yang ibu jarinya tidak bertulang. Semua ada tulangnya. Tetapi meninggalkan satu orang yang tidak di ajak berjabat tangan. sebab, anggapannya tetangganya sendiri. Akhirnya pulang dan melaporkan kepada Syekh bahwa tidak berhasil bertemu dengan orang yang ibu jarinya tidak ada tulangnya. Kemudian Syekh bertanya, ’’apakah semua orang yang ada disana sudah tidak ada yang kamu tinggalkan?’’.Orang itu menjawab, ’’ada satu, tetapi jelas bukan nabi Khidlir a.s. sebab tetangga saya sendiri’’. Syekh bertanya, ’’mengapa tidak kamu ajak berjabat tangan, sekalipun tetanggamu sendiri?’’.Orang itu menjawab, ’’saya masih satru dengan orang itu’’. Syekh berkata, ’’sebenarnya kalau kamu mau menghilangkan satru dengan tetanggamu tersebut, kamu pasti bisa berhasil bertemu dengan nabi Khidlir a.s. Kalau kamu tidak percaya, tanya kepada tetanggamu. Apakah dia pergi ke makkah?dia kan hanya di rumah. Sebenarnya ya itu nabi Khidlir a.s. yang menjelma seperti tetanggamu yang kamu masih satru (membuang muka). KESIMPULAN : Perasaan benci yang tidak haq-satrun- membuang muka jika ketemu lebih tiga hari tiga malam terhadap sesama muslim itu menjadi hijab keberhasilannya kebaikan bathin. Oleh: Ibnu Suhaimi - Trenggalek

0 komentar:

Posting Komentar

Design by AINURRIDWANPONPES MANBAUL HUDAIslamic2 Template