Kamis, 27 September 2012

Pengajian Rutinan K.Moh. Dhofir Suhaimi







Pengajian Rutinan K.Moh. Dhofir Suhaimi
di Pondok Pesulukan Thariqat Agung Tulungagung

unduh dibawah : 
 

03 Ramadhan 1432 H K. Moh. Dhofir Suhaimi

Pengajian Rutinan K.Moh. Dhofir Suhaimi
di Pondok Pesulukan Thariqat Agung Tulungagung

unduh dibawah :



02 Ramadhan 1432 H K. Moh. Dhofir Suhaimi


Pengajian Rutinan K.Moh. Dhofir Suhaimi
di Pondok Pesulukan Thariqat Agung Tulungagung

unduh dibawah :



http://www.mediafire.com/?a8pl9y2b84dijuz

01 Ramadhan 1432 H K. Moh. Dhofir Suhaimi



Pengajian Rutinan K.Moh. Dhofir Suhaimi
di Pondok Pesulukan Thariqat Agung Tulungagung

unduh dibawah :

Rabu, 26 September 2012

Ma’rifat billah

OLEH : K. DHOFIR SUHAIMI

Murid harus memulyakan dan mengagungkan guru mursyidnya lahir dan bathin, meyaqinkan bahwa tidak akan berhasil tujuannya (agar ma’rifat billah) kecuali perantara berkahnya. Dan jika bermacam-macam keinginan hatinya kepada guru lain, maka tertutuplah berkah dari gurunya. Memulyakan kepada Guru Mursyid, tidak ada batasnya, sekalipun sang murid sudah memperoleh ilmu dan derajat yang tinggi, tidak boleh cara memulyakannya. Imam Ghozali berkata di dalam kitab ihya’ uluumuddin: Ada seorang Rosul Alloh , beliau bisa diberi anak bahkan hingga buyutnya bisa menjadi Rosul Alloh yaitu Nabi Ibrahim As, punya anak Nabi Ishaq As. Punya anak Nabi Ya’qub As. Punya anak Nabi Yusuf As. Sedangkan Nabi Yusuf punya anak 3 (tiga). 
1. Afro-im 
2. Misya 
3. Rohmah, 
akan tetapi satupun tidak ada yang bisa menjadi Nabi apalagi Rasul Alloh. Sebab : ketika Nabi Yusuf sudah menjadi raja di mesir, Nabi Ya’qub As. Selain ayah, beliau juga mursyidnya dating di mesir mengunjungi Nabi Yusuf As. cara menghormati Nabi Ya’qub Hanya dengan duduk, mestinya dengan berdiri. Berarti hanya menghormati dengan bathinnya saja, lahirnya tidak. Malaikat Jibril As. langsung disuruh turun menemui Nabi Yusuf As. Sambil membawa berita duka, yang isinya : Wahai Nabi Yusuf, kamu tidak memulyakan Nabi Ya’qub As. Sepenuhnya, hanya 50% saja.maka engkau jangan mengharap anak-anakmu bisa mempunyai derajat seperti derajat yang kamu peroleh, yaitu (Raja – Nabi – Rasul). Begitu juga murid thoriqoh.

Etika Berguru Thoriqoh

OLEH : K. DHOFIR SUHAIMI

Etika Murid Thoriqoh harus pasrah, patuh dan ridlo terhadap pengaturan Guru Mursyid. Siap mengabdi dengan cara menyumbangkan harta dan mencurahkan tenaganya untuk Gurunya. Setia dan cintanya murid terhadap Guru Mursyidnya hanya bisa dibuktikan dengan cara ini. Menjalankan suatu pekerjaan dalam rangka melaksanakan perintah Guru, besar sekali faidahnya, sekalipun tidak mengerti maksud dan tujuannya. Sebagaimana anjingnya Ashaabul Kahfi bernama Qithmir.
Dia disuruh berjaga di pintu gua selama 309 tahun. Anjing tidak mengerti tentang maksud dan tujuan berjaga dipintu gua selama itu. Hanya semata-mata tunduk terhadap perintah. Rasululloh SAW. bersabda : Seekor anjing yang bisa masuk surga hanya anjingnya Ashaabul Kahfi yang bernama Qithmir. Wahai para manusia!!! Anjing saja bisa masuk surga, karena tunduk atas perintah orang sholih, ketundukannya lugu, tidak disertai usul dan usil. Biasanya orang yang usul, karena ingin mencari keinginan.
Mari kita berusaha agar bisa menjadi seperti Qithmir. Hikayah : Ada perahu yang sedang berjalan, tiba-tiba penumpangnya dikejutkan oleh seorang yang berjubah putih muncul dari dalam air seraya berkata : Wahai para penumpang perahu!! Siapa diantara kamu semua yang ingin mendapat ilmu dari saya. Ilmu ini bisa untuk kebutuhan apa saja. Semua penumpang perahu angkat tangan menyatakan siap menerima. Lantas orang yang berjubah putih tersebut berkata : syaratnya harus membayar 1000 dinar (+ 3.400 gram emas). Setelah disyaratkan harus membayar 1000 dinar, ternyata semua tidak berani membayar, dan tangannya turun semua. Hanya seorang yang tetap angkat tangan. Seorang yang tetap angkat tangannya itu sambil mengambil uang di kantong 1000 dinar, kemudian diserahkan kepada orang berjubah putih yang muncul dari dalam air laut. Adapun ilmu yang diberikan adalah ayat Al Qur’an yang bunyinya :
 ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لايحتسب 

Adapun orang-orang yang tidak mau membayar 1000 dinar hanya pinjam catatannya orang satu yang mau bayar. Perahu berjalan terus samapai di tengah samudera, tiba-tiba ada badai yang menghantam perahu tersebut hingga perahu pecah. Semua penumpang perahu membaca ayat Al Qur’an diatas, baik yang mau membayar atau yang tidak mau membayar. Akan tetapi semua yang membaca itu tidak bisa mengambil manfa’at atas ayat tersebut diatas, kecuali hanya seorang yang selamat yaitu : orang yang cara menerimanya dengan membayar 1000 dinar = 3.400 gram emas.
Sedangkan nasib orang yang cara menerima ilmu dengan membayar, ketika perahu pecah, entah bagaimana asalnya tahu-tahu sudah diatas selembar kayu. Di atas selembar kayu tersebut, seorang yang selamat dari hantaman badai itu tertiup angina, terdampar ombak, sehingga mendarat di sebuah pulau di tengah samudera. Setapak demi setapak kaki melangkah, mata menatap pepohonan yang rindang, gunung yang tak seberapa tinggi, tiba-tiba dikejutkan oleh seorang gadis yang menemui dan menjemputnya. Tanya saling Tanya, gadis yang berada di pulau itu bukan penghuni dan penjaga pulau. Tapi gadis yang dicuri raja jin dan disimpan di pulau itu, jika mau dijadikan permaisuri akan diberi emas, intan dan berlian yang disimpan di dalam gua. Ayat Al Qur’an dibaca, raja jin mati, gadis itu minta dinikah, sambil membawa pulang emas, intan tersebut.

Ya Alloh....mugi panjenengan paringi kawulo sak anak turun kulo soho bojo kulo teteping iman...padhanging ati.....tansah mituhu lan manut dhawuhe guru....Amiiin

padange ati, tetepe iman,opo ae seng dilakoni,seng dihasilaken,barokah manfaat dunia sampai akhirat kata kunci : Tentang Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin Wassholatu Wassalamu ’Alaa Sayyidil Mursalin Wa’alaa Alihi Wasohbihi Ajma’in. Amma Ba’du: Kaum muslimin muslimat yang dicintai Allah swt, mari kita meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah swt dengan cara mempraktekkan perintah Allah sekaligus menjauhi larangan-larangan Nya, baik dimuka orang lain maupun di depan Allah swt sendiri, yang lebih berat menjauhi larangan Allah.

OLEH : K. DHOFIR SUHAIMI

 Kaum muslimin muslimat yang diRidloi Allah swt, didalam melaksanakan perintah Allah dibanding dengan menjauhi larangan Allah swt, manusia bisa menjauhi larangan Allah swt pasti bisa melaksanakan perintah Allah swt. Tetapi sebaliknya manusia bisa melaksanakan perintah Allah, belum tentu bisa menjauhi larangan Allah. Banyak manusia mampu melaksanakan sholat tetapi belum tentu bisa menjalakan puasa, sebab puasa adalah larangan makan minum dll, pada siang hari, begitu juga lain-lainya. Orang yang bisa menjauhi larangan Allah swt cukup menjadi kejutan orang lain yang mempunyai derajat dan pangkat lebih tinggi. Di daerah Moro Iran selatan, ada Amiir (Gubernur) yang bernama Nuh Bin Maryam, membeli budak dipasar, mendapat budak laki-laki, warna kulit hitam kelam, rambut seperti dompolan janjang kurma, budak tersebut bernama Mubarrok. Sesampai dirumah Gubernur, Mubarrok ditugasi merawat dan menjaga anggur dikebun anggur, siang malam Mubarrok berada dikebun anggur. Pada suatu ketika Gubernur Nuh Bin Maryam ingin menghilangkan stersnya sambil menikmati anggur kebunnya, datang dikebun bersama istri dan anak-anaknya seraya duduk-duduk dirumah kecil yang biasa di tempati Mubarrok (Gubuk; jawa). Memerintah mubarrok suruh mengambil beberapa dompul anggur yang manis, sampai 3x (kali) ambil, ternyata tetap kecut tidak manis. Gubernur marah-marah, Wahai Mubarrok!! Disuruh ambil anggur sampai 3x (kali) yang manis, mengapa kamu ambilkan yang kecut? Kamu sengaja apa bagaimana? Mubarrok menjawab: ma’af Baginda saya belum tahu mana yang kecut dan mana yang manis. Gubernur bertannya. Apakah kamu belum pernah makan anggur dikebun sini? Mubarrok menjawab: ma’af Baginda, hamba disini tugasnya hanya disuruh menjaga anggur, tidak ditugaskan memakan anggur. Akhirnya gubernur Nuh bin Maryam pulang sekeluarga dan langsung memerintah ajudan supaya memanggil Mubarok penjaga anggur, Untuk dijodohkan dengan putrinya. Pasangan mubarok dengan putri Gubernur mempunyai anak laki-laki bernama Abdullah yang terkenal ulama’ besar Abdullah bin Mubarok.

AKHLAQ YANG BAIK TERHADAP SESAMA

OLEH : K. DHOFIR SUHAIMI

 Agar hubungan sesama murid tetap terjalin dengan baik, hendaknya harus menjauhkan prasangka jelek dari dalam hati, kemudian di isi dengan prasangka yang baik. Sebab orang islam itu menjadi kaca cermin bagi orang islam yang lain, jika orang islam melihat cela pada diri orang islam yang lain, jangan tergesa-gesa mencela apalagi menyiarkan kepada orang lain. Sebab kadang-kadang perbuatan cela yang tampak pada orang lain itu sebenarnya perbuatan cela yang ada pada diri orang yang melihat sendiri. Bagaikan kita melihat kaca cermin, sebenarnya yang kelihatan bores itu adalah orang yang melihat cermin, bukan cerminnya yang bores. Rosululloh SAW telah bersabda yang artinya, ’’barang siapa menutupi celanya orang islam lain, maka ALLOH SWT akan menutupi (mengampuni) celanya besok di hari kiamat. Dan barang siapa yang membuka cela orang lain, maka ALLOH SWT akan membuka celanya di dunia ini, sehingga akan di perlihatkan celanya di dalam rumahnya’’. (H.R. Ibnu Majjah). HIKAYAH : Ada seorang pedagang bernama Hatim bin Alwan. Ketika beliau berada di dalam kiosnya yang ada di dalam pasar, ada anak gadis yang masuk ke dalam kios beliau. Belum sampai menyampaikan apa yang akan di beli, anak gadis tersebut kentut bersuara, akhirnya Hatim bin Alwan melihat
wajah anak gadis itu tidak tampak berseri-seri, tapi kelihatan pucat, bibirnya merah kehitam-hitaman. Di dalam hati beliau berbunyi, ’’anak gadis ini kelihatan pucat, berarti merasa malu karena kentut yang bersuara di hadapan saya. Solusi apa yang terbaik bagi saya saat ini’’. Akhirnya beliau memutuskan untuk berpura-pura dungu (budek/tidak bisa mendengar). Terbukti anak gadis itu bertanya kepada Hatim bin Alwan tentang harga sesuatu yang akan di beli, oleh beliau di jawab dengan jawaban yang jauh dari pertanyaan. Sampai berkali-kali tetap saja begitu. Setelah mengetahui kalau jawaban Hatim bin Alwan jauh dari pertanyaan, anak gadis tersebut menyangka bahwa pemilik toko adalah orang yang dungu, kalau begitu Alhamdulillah saya kentut dia tidak mendengar. Akhirnya wajah anak gadis tersebut menjadi berseri-seri seperti aslinya karena merasa celanya tidak ketahuan oleh pemilik toko. Bersamaan dengan riang gembiranya anak gadis tersebut, ALLOH SWT mengangkat derajat Hatim bin Alwan menjadi kekasih ALLOH SWT (Waliyulloh) berkat di terimanya amal bathin berupa menutupi celanya anak gadis yang tidak sengaja kentut di hadapan beliau. Beliau menjadi wali dengan amal pura-pura tidak mendengar, maka beliau populer dengan sebutan Hatim Al Ashom, yang artinya Hatim yang budek. TANBIH : Perlu kita renungkan, anak gadis yang kentut tersebut bukan pacarnya, bukan kenalan Hatim bin Alwan. Beliau berani berkorban harga diri dengan pura-pura tidak mendengar di hadapan anak gadis yang tidak ada hubungan apapun.Umpama beliau mencemooh kepada anak gadis tersebut tidak akan berjumpa lagi. Tetapi beliau sangat murah hati untuk berkorban perasaan. Apalagi kita terhadap orang islam yang ada hubungannya, apalagi terhadap sesama murid dari Mursyid.

KEHIDUPAN MANUSIA

OLEH : K. DHOFIR SUHAIMI

Segala puji bagi Alloh SWT yang telah menciptakan bumi dan langit beserta isinya. Sholawat beserta salam semoga senantiasa tersanjungkan bagi nabi Muhammad SAW yang menjadi utusan-Nya. Diantara makhluk Alloh yang di ciptakan-Nya ialah manusia. Manusia adalah makhluk Alloh SWT yang terdiri dari 2(dua) unsur : 1.Rohani 2.Jasmani. Sedangkan hubungan antara Rohani dand Jasmani sangat erat sekali. Sebab bisa di sebut manusia jika mengumpulkan keduanya, tidak bisa di sebut manusia jika hanya salah satunya. Seumpama mobil, rohani = mesinnya dan jasmani = bodinya, akan tetapi kalau ingin servis mobil, tidak bisa di hubungkan. Tukang servis mesin mobil, biasanya tidak mau kalau hanya menggecat mobil, tukang ketok magic (mejik) tidak bisa sama sekali menangani servis mobil. Begitu pula manusia, kalau ingin merawat body cukup di salon, tapi kalau ingin hatinya yang tampan, akhlaknya yang cantik atau ingin menjadi orang sholih harus di daftarkan menjadi muridnya mursyid kaamil & mukammil. Manusia agar bisa membedakan haq dan bathal, bisa membedakan senang dunia dan butuh dunia harus bisa mengalahkan hawa nafsu yaitu kehendak nafsu Ammaaroh. Adapun manusia selama masih hidup di dunia ini, di lihat dari segi tergiur dan tidaknya terhadap dunia yang fana ini, terbagi menjadi empat bagian : 1. Orang yang hatinya tenggelam di dalam samudra dzikir kepada Alloh SWT. Tidak melirik kepada dunia kecuali hanya sebatas kebutuhan primer saja. Orang semacam ini hanya orang-orang shiddiqiin, dan tidak bisa memperoleh derajat seperti ini kecuali dengan menentang kehendak nafsau Ammaaroh sampai kelihatan kalah/. 2. Orang yang hatinya tenggelam di dalam dunia saja. Di dalam hatinya tidak ada tempat sedikitpun untuk ingat kepada Alloh SWT. Orang yang semacam ini tidak bisa ingat kepada Alloh SWT kecuali hanya bisa menggerakkan bibir dan lidah saja. Orang yang seperti ini tergolong orang yang binasa (celaka). 3. Orang yang sibuk urusan dunia dan akhirat tetapi hatinya di penuhi oleh urusan akhirat. Orang seperti ini seumpama masuk neraka akhirnya masih selamat. Lama atau tidaknya di neraka menurut banyak dan sedikitnya dzikir kepada Alloh di dalam hatinya. 4. Orang yang sibuk di dalam urusan dunia dan akhirat, tetapi lebih banyak urusan dunia yang mengisi hatinya.Orang yang semacam ini lebih lama di neraka. Akan tetapi masih akan tetap di keluarkan dari neraka, karena kekuatan dzikir di dalam hatinya. Sekalipun hatinya lebih di penuhi oleh urusan dunia. ( Ihya’ juz 3 : hal. 65 ) Adapun yang di kehendaki dengan akhirat adalah segala sesuatu yang di laksanakan karena perintah Alloh SWT. Dan prakteknya juga menurut undang-undang Alloh SWT. Yang di maksud dunia adalah segala sesuatu yang menyebabkan lupa kepada Alloh SWT, dan di laksanakan karena makhluk. Banyak perkara yang kelihatannya urusan dunia, tetapi sebenarnya menjadi urusan akhirat karena niatnya baik. Begitu pula sebaliknya, tidak sedikit acara yang kelihatannya urusan akhirat, tetapi sebenarnya menjadi urusan dunia, karena kliru niat, ada yang menyisip di dalam hati, lirikan kepada makhluk. Barang siapa yang mencari akhirat, maka dunia akan mengikuti akhirat untuk tunduk kepada orang itu, tetapi barang siapa yangt mencari dunia, maka akhirat semakin menjauh dari orang itu. Seperti barang siapa menanam padi, pasti rumput-rumput ikut tumbuh di kanan kiri rumpun padi, tetapi jika kita menanam rumput tidak mungkin padi akan ikut tumbuh, kemudian rumput-rumput yang tumbuh. Jika kita cabuti dahulu kemudian kita tanam di bawah pohon padi, maka padi akan semakin subur. Sama dengan orang yang mencari akhirat, ketika di kejar oleh harta benda pasti harta bendanya di gunakan untuk menyuburkan akhirat. Semoga hati kita bisa mempunyai kehendak yang selalu selamat, karena hanya melaksanakan perintah-Nya dan murni mengharapkan Rdlo-Nya dan sholawat salam semoga senantiasa mengalir kepada baginda Utusan-Nya, IBNU SUHAIMI TRENGGALEK

PERGAULAN TERHADAP SESAMA MURID

OLEH : K. DHOFIR SUHAIMI

Terhadap sesama orang islam hendaknya segera mengenalkan diri serta menyebutkan nama orang tua atau ayah saja. Umar bin Maimun contohnya. Melontarkan salam dan berjabat tangan jika bertemu, jangan sampai membuang muka di hadapannya, sebab membuang muka terhadap sesama muslim, apalagi sesama jama’ah sampai melebihi 3 x 24 jam ( 3 hari ) hukumnya haram. Di samping juga menjadi hijab keberhasilan. HIKAYAH : Ada orang ingin bisa ketemu dengan nabi Khidlir a.s. Orang tersebut minta ijazah kepada seorang Syekh terkenal. Oleh Syekh di beri amalan aurod dan puasa. Jika sudah khatam di suruh pergi ke Makkah Al Mukarromah bertemu siapa saja supaya berjabat tangan. Jika bertemu dengan orang yang ibu jarinya tidak ada tulangnya supaya langsung minta do’a, sebab itu nabi Khidlir a.s. Setelah khatam puasa dan aurodnya orang tersebut langsung berangkat ke Makkah Al Mukarromah, dan di sana melaksanakan wejangan Syekh tadi dengan mengajak berjabat tangan dengan siapapun yang ketemu disana. Ternyata orang yang sudah di ajak berjabat tangan tidak ada yang ibu jarinya tidak bertulang. Semua ada tulangnya. Tetapi meninggalkan satu orang yang tidak di ajak berjabat tangan. sebab, anggapannya tetangganya sendiri. Akhirnya pulang dan melaporkan kepada Syekh bahwa tidak berhasil bertemu dengan orang yang ibu jarinya tidak ada tulangnya. Kemudian Syekh bertanya, ’’apakah semua orang yang ada disana sudah tidak ada yang kamu tinggalkan?’’.Orang itu menjawab, ’’ada satu, tetapi jelas bukan nabi Khidlir a.s. sebab tetangga saya sendiri’’. Syekh bertanya, ’’mengapa tidak kamu ajak berjabat tangan, sekalipun tetanggamu sendiri?’’.Orang itu menjawab, ’’saya masih satru dengan orang itu’’. Syekh berkata, ’’sebenarnya kalau kamu mau menghilangkan satru dengan tetanggamu tersebut, kamu pasti bisa berhasil bertemu dengan nabi Khidlir a.s. Kalau kamu tidak percaya, tanya kepada tetanggamu. Apakah dia pergi ke makkah?dia kan hanya di rumah. Sebenarnya ya itu nabi Khidlir a.s. yang menjelma seperti tetanggamu yang kamu masih satru (membuang muka). KESIMPULAN : Perasaan benci yang tidak haq-satrun- membuang muka jika ketemu lebih tiga hari tiga malam terhadap sesama muslim itu menjadi hijab keberhasilannya kebaikan bathin. Oleh: Ibnu Suhaimi - Trenggalek

SURITAULADAN KEPEMIMPINAN ROSULULLOH SAW.

OLEH : K. DHOFIR SUHAIMI

Shohabat Bilal pernah bercerita ; ketika shohabat Bilal mengawal Rosulillah SAW di rumah Abu Bakar As Shiddiq R.A, tiba-tiba ada orangt yang mengetuk pintu rumah Abu Bakar R.A, shohabat Bilal di suruh membukakan pintu. Setelah di buka tiba-tiba ada seorang Nasroni di depan pintu, seraya orang nasroni itu bertanya ; apakah di sini ada Muhammad bin Abdillah ? shohabat Bilal menjawab ; yaa, ada. Silahkan masuk. Setelah di hadapan Rosululloh orang nasroni itu berkata “wahai Muhammad ! Engkau mengaku menjadi Utusan Alloh SWT, kalu memang pengakuanmu itu betul begitu, coba tolonglah aku dari orang mendholimi aku”. Rosululloh SAW bertanya ; Siapa yang menaganiaya kamu ? nasroni menjawab ; Abu Jahal bin Hisyam merampas dagangan saya dengan keranjangnya sekalian. Begitu orang nasroni melapor bahwa dirinya di dholimi oleh Abu jahal bin Hisyam Rosululloh SAW langsung berdiri akan berangkatr menuju rumah Abu jahal bin Hisyam dengan mengajak orang nasroni tersebut. Padahal waktu itu pada tengah siang hari. Panas terik matahari menatap langsung pori-pori kulit dan suhu hawa kota Makkah yang sangat menyengat. Sehingga shohabat Bilal memohon kepada Rosululloh SAW agar berangkat kerumah Abu jahal nanti-nanti saja, dan nanti menjadi pendorong Abu jahal mudah emosi. Usulan shohabat Bilal sudah tidak di hiraukan sama sekali oleh Rosululloh SAW. Sesampainya di rumah Abu jahal bin Hisyam, rosululloh SAW langsung mengetuk pintu. Abu jahal bin Hisyam dalam keadaaan marah-marah dan sangat terkejut, sebab biasanya tidak ada yang berani mengetuk rumah Abu jahal, tiba-tiba Rosululloh SAW langsung bertanya ; apa betul, enkau merampas harta dagangan orang ini ?? ayo !! kembalikan sekarang !!. Abu jahal bin Hisyam berkata ; apakah masalah ini kamu datang ?? kiranya Engkau utusan saja, akan saqya kembalikan, tidak usah Engkau payah-payah datang kesini sendiri. Rosululloh SAW bersabda : sudah jangan banyak ong !! segera kembalikan !! Abu jahal bin Hisyam langsung menyuruh budaknya untuk mengeluarkan semua harta dagangan orang nasroni yang dia rampas dan diserahkan semua. Rosululloh SAW bertanya ; Apakah sudah semua harta daganganmu yang dirampas sudah di kembalikan ? orang nasroni menjawab ; Sudah di kembalikan Wahai Muhammad, kecuali keranjang satu yang belum di kembalikan. Rosululloh SAW berkata kepada Abu jahal bin Hisyam ; ”wahai Abu jahal, keranjang kurang satu !! Abu jahal bin Hisyam masuk kedalam rumah mencari keranjang yang kurang satu, tetapi tidak menemukan. Lantas menemui Rosululloh SAW dan berkata : ‘wahai Muhammad, keranjangnya tidak ketemu, bagaimana kalau saya ganti dengan uang saja ?” Rosululloh SAW bertanya kepada nasroni : bagaimana kalau keranjangmu yang hilang diganti dengan uang ? Relakah kamu ?? nasroni menjawab, iya saya rela saja kalau diganti dengan uang. Tiba-tiba Abu jahal malah mengganti dengan keranjang yang lebih baik, tidak jadi diganti dengan uang. Orang nasroni pulang sambil membawa semua harta dagangannya bersama-sama dengan Rosululloh SAW. Sambil berjalan, orang nasroni berkata : wahai Muhammad, aku betul-betul heran keadilanmu dan keberanianmu terhadap Abu jahal beserta ketakutan Abu jahal kepadamu, maka sekarang aku bersaksi bahwa Engaku benar-benar menjadi Utusan Alloh SWT dan langsung masuk agam Islam dengan mengamalkan syari’at Islam secara baik. Setelah Rosululloh SAW dan orang nasroni meninggalkan rumah Abu jahal bin Hisyam, istri Abu jahal mencaci maki habis-habisan kepada suaminya ; mengapa kamu tadi tunduk kepada anak yatimnya abu tholib ( Rosululloh SAW ) aku malu sekali melihat kamu tunduk dan patuh kepadanya. Abu jahal bin Hisyam berkata ; wahai istriku !!! anadaikan kamu tadi melihat seperti apa yang saya lihat, niscaya kamu tidak berkata begitu. Istrinya bertanya ; kamu tadi melihat apa ? Abu jahal menjawab ; aku tadi melihat harimau di atas kedua pundak Muhammmad. Waktu saya akan berkata ; tidak saya kembalikan !! tiba-tiba kedua harimau itu mengangkat kedua kakinya yang depan, akan menggraut muka saya. Maka dari itulah aku takut dan tunduk pada Muhammad. Dengan dermikian Nabi Muhammad SAW ketika membentuk Madani betul-betul bisa mengayomi rakyatnya. Baik rakyat yang muslim maupun non muslim. Berkat keadilannya bisa membela yang benar, membela kaum yang lemah dan menindak yang salah.

SYAFA’AT / PERTOLONGAN DARI SESAMA MURID

OLEH : K. DHOFIR SUHAIMI

Ketahuilah bahwa kita manusia ini pasti akan kembali atau sowan ke hadlirat Ilaahi Robbi dan disana nanti diminta untuk bertanggung jawab tentang perbuatan di dunia. Agar kita bisa mendapat keselamatan disana, kita harus memerlukan banyak pertolongan. Adapun sumbernya pertolongan hanya dari Allah SWT. Adapun Allah SWT. menyebarkan pertolongan dilewatkan beberapa jalur, ada yang lewat Rasul-Nya, para Nabi, para kekasih Allah SWT., guru Mursyid dan ada juga yang lewat sesama orang mu’min terutama teman seperguruan dipangkuan guru Mursyid. Maka dari itu kita perlu sekali memperbanyak teman ketika masih hidup di dunia ini agar banyak jalur yang bisa dilewati oleh pertolongan Allah SWT. yang bisa kita terima sebagaimana sabda Rasulullah SAW. : “Perbanyaklah saudara (teman sesama mu’min) maka sesungguhnya disetiap orang mu’min bisa memberi pertolongan besok di Hari Qiyamat”. H.R. Ibnun Hajar. Adapun kita bisa mendapat syafaa’at (pertologan) dari sesama orang mu’min terutama yang seperguruan di hadapan seorang Mursyid, jika kita memenuhi etika terhadap sesama teman-teman kita. Diantaranya kita harus menaruh rasa simpati kepada mereka, karena mereka sama-sama murid guru kita, sebagaimana kita berteduh dengan orang lain dibawah satu payung jika kita berbuat yang aneh-aneh maka teman kita atau kita sendiri yang kehilangan teduhnya payung.
            Prakteknya berhubungan dengan sesama murid, kita jangan merasa punya kelebihan diatas sesama murid, sekalipun terhadap yang lebih muda, bahkan yang lebih bodoh kadang diantara kita ada yang merasa lebih dahulu menjadi murid, merasa lebih dekat dihadapan guru, dsb. Itu semua mendorong perasaan takabbur tidak mungkin mempunyai perasaan tawaadluk, sebab ilmu yang diberikan oleh Allah SWT. lewat guru Murdyid, itu bagaikan air, air itu selalu mengalir ketempat yang lebih rendah, tidak ada air itu mengalir ketempat yang lebih tinggi, itu namanya mudik. Begitu juga ilmu yang manfaat (hikmah) akan diberikan oleh Allah SWT. kepada manusia yang hatinya tawaadluk merendah ke sesama murid sepermursyidan, kepada orang muslim lain apa lagi tawaadluk kepada Mursyid. Orang yang takabbur tehadap sesama atau orang yang lebih tua nasibnya akan sengsara, tidak akan mendapat derajat dan tempat yang mulia, seperti nasibnya kelapa, kelapa itu yang muda bertempat diatas sedangkan yang tua ditempatkan yang bawah, baik didalam janjangan (dompolan kelapa) maupun didalam satu kelapa, yang bagian atas lebih tipis (muda / degan) sedang bagian bawah lebih tebal (tua) karena kuwalat dengan yang lebih senior, maka nasibnya sengsara, orang memanjat pohon kelapa akan mengambil buah kelapa pasti secara kasar, dibabat dengan parang, setinggi 10 meter langsung dijatuhkan kebawah, ada yang jatuh diatas batu yang keras, ada yang lebih keras lagi, lalu disumbat dengan linggis, masih dikeprok dengan parang tadi agar pecah, masih diparut, dicepit agar keluar santannya, ada yang tambah ujian lagi, dipanasi diatas wajan digoreng, agar menjadi minyak goreng. Sudah menjadi santan atau minyak goreng masih belum bisa naik diatas meja kecuali mengantarkan pisang, ada yang dibuat kolak (minuman orang puasa) ada yang dibuat menggoreng pisang. Santan atau minyak kelapa bisa naik diatas meja, karena mengantarkan pisang.
            Kalau hanya santan atau minyak kelapa tidak pantas untuk dijadikan hidangan. Begitu juga orang yang sombong terhadap sesame murid tidak mungkin akan dapat derajat mulia, kecuali sedang mengantarkan syekh atau ustadz. Sebenarnya yang dimulyakan syekh atau ustadz tetapi karena dia yang mengantarkan maka dia mendapat keramat gandul dari kemulyaan syekh atau ustadz bukan kemulyaan sendiri. Adapun orang yang tawaadluk kepada sesama dia bagaikan buah semangka dilihat dari pohonnya saja selalu merambat mepet diatas tanah tidak seperti pohon kelapa buahnya lebih senang kalau ditutup dengan damen (tangkainya padi) apa lagi kalau ditanam dibawah tanah semakin tua semakin manis rasanya akhirnya akan mendapat kemulyaan yang luar biasa buktinya : orang yang memetik buah semangka pasti berpenampilan sopan begitu memetik, langsung mengusap memakai telapak tangan. Satu persatu dipondong untuk dipindahkan ketempat yang disediakan dari sawah naik diatas pikup dari pikup naik diatas tuk sampai turun ketempat pemasaran penjual buah semangka tidak ada yang melemparkan seperti buah kelapa sebab kalau dilempar-lemparkan akan pecah-pecah semua pembelinya saja orang yang naik mobil tidak sama dengan pembeli kelapa setelah sampai dirumah pembeli buah semangka langsung dipecah memakai pisau yang tipis dan tajam tidak memakai parang seperti memecah kelapa, setelah dipecah tipis-tipis memaki pisau yang tajam lansung berani naik tahta diatas meja untuk hidangan tanpa diantarkan oleh minyak kelapa dan tidak mengantarkan apa-apa.
            Kesimpulan barang siapa yang sombong kepada sesama tidak akan mendapatkan derajat yang mulya kecuali keramat gandul dengan orang lain seperti kelapa dan barang siapa yang tawaadluk akan mendapatkan derajat yang mulya tidak usah menunggu keramat gandul dari orang lain seperti buah kelapa sesuai denagan sabda nabi SAW. : “Barang siapa yang takabbur akan dijatuhkan derajatnya oleh Allah SWT dan barang siapa yang tawaadluk akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
            Dan firman Allah SWT. yang artinya : “wahai orang-orang yang beriman jangan meremehkan suatu kaum terhadap kaum yang lain”. Kadang-kadang kaum yang diremehkan dihadapan Allah SWT. lebih baik, ada lagi yang lebih mulya, ada lagi yang diberi keberhasilan sama halnya kelompok satu dengan yang lain atau secara individu dari anggota kelompok. Mudah-mudahan kita termasuk golongan semangka tidak menjadi kelapa.

Etika Murid Terhadap Guru Mursyid

OLEH : K. DHOFIR SUHAIMI

Murid Harus Menepati Etika Terhadap Guru atau Mursyidnya. Beberapa Etika Murid Terhadap Guru atau Mursyidnya ialah : ١. اَنْ يُوْقِرَ الْمُرِيْدُ شَيْخَهُ وَيُعَظِّمَهُ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا , مُعْتَقِدًا أَنَّهُ لاَيَحْصُلُ مَقْصُوْدُهُ إِلاَّ عَلىٰ يَدِهِ ، وَإِذَا تَشَتَّتَ نَظْرُهُ إِلىَ شَيْخٍ أَخَرَ حَرَمَهُ مِنْ شَيْخِهِ وَانْسَدَّ عَلَيْهِ الْفَيْضُ .
. Murid harus memulyakan dan mengagungkan Gurunya lahir dan bathin. Meyaqinkan bahwa tidak akan berhasil tujuannya kecuali perantaraan berkahnya. Dan jika bermacam-macam keinginan hatinya kepada guru lain, maka tertutuplah berkah dari gurunya. ٢. اَنْ يَكُوْنَ مُسْتَسْلِمًا مُنْقَادًا رَاضِيًا بِتَصَرُّفَاتِ الشَّيْخِ يَخْدِمُهُ بِاْلمَالِ وَاْلبَدَنِ لأَِنَّ جَوْهَرَاْلإِرَادَةِ وَاْلمَحَبَّةِ لاَيَتَبَيَّنُ إِلاَّبِهَذَا الطَّرِيْقِ وَوَزْنُ الصِّدْقِ وَاْلإِخْلاَصِ لاَيُعْلَمُ إِلاَّ بِهَذَا اْلمِيْزَانِ . 2. Hendaknya murid pasrah, patuh, dan ridlo dengan pengaturan Guru Mursyid. Siap mengabdi menyumbangkan harta dan mencurahkan tenaganya untuk Gurunya. Karena bukti kehendak dan cintanya murid terhadap Guru tidak bisa dibuktikan kecuali dengan cara ini, kejujuran dan keikhlasan murid tidak bisa diketahui kecuali dengan ukuran ini. ٣. اَنْ لاَيَعْتَرِضَ عَلَيْهِ فِيْمَا فَعَلَهُ ، وَلَوْكَانَ ظَاهِرُهُ حَرَامًا وَلاَيَقُوْلُ لِمَ فَعَلْتَ كَذَا ، لأَِنَّ مَنْ قَالَ لِشَيْخِهِ لِمَ لاَيَفْلَحُ أَبَدًا قَدْ تَصْدُرُ مِنَ الشَّيْخِ صُوْرَةٌ مَذْمُوْمَةٌ فِىْ الظَّاهِرِ وَهِىَ مَحْمُوْدَةٌ فِىْ الْبَاطِنِ . 3. Tidak boleh menentang apa yang dilakukan oleh Guru Mursyid, sekalipun lahirnya kelihatan haram dan jangan protes kepada Guru "mengapa kamu lakukan begini ?". Sebab barang siapa protes kepada Guru Mursyidnya tidak akan beruntung selamanya. Terkadang Guru melakukan perbuatan yang tercela pada lahir tapi terpuji pada bathin. ٤. اَنْ لاَيَكُوْنَ مُرَادُهُ بِاجْتِمَاعِهِ عَلىَ الشَّيْخِ شَيْأً غَيْرَ التَّقَرُّبِ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلاَّ . 4. Tujuan berguru dengan Mursyid semata-mata agar bisa Taqorrub / Mendekatkan diri kepada Allah SWT. ٥. اَنْ يَسْلُبَ اِخْتِيَارَ نَفْسِهِ بِاخْتِيَارِ شَيْخِهِ فِىْ جَمِيْعِ اْلأُمُوْرِ كُلِيَةً كَانَتْ أَوْجُزْئِيَةً عِبَادَةً أَوْعَادَة ً، وَمِنْ عَلاَمَةِ اْلمُرِيْدِ الْصَّادِقِ أَنَّهُ لَوْقَالَ لَهُ شَيْخُهُ : " اُدْخُلْ التَّنَوُّرَ " ، دَخَلَ . 5. Meninggalkan pilihan sendiri, melaksanakan dengan tunduk pilihan Guru dalam segala urusan, secara keseluruhan maupun sebagian, urusan ibadah maupun kebiasaan. Dan tanda murid yang jujur, jika Guru perintah :"masuklah kedalam tungku (pawonan yang sedang menyala), dengan rela masuk kedalamnya. ٦. اَنْ لاَيَتَجَسَّسَ عَلىٰ اَحْوَالِ الشَّيْخِ مُطْلَقًا ، فَرُبَّمَا كَانَ فِىْ ذَلِكَ هَلاَكُهُ كَمَا وَقَعَ لِكَثِيْرٍ ، وَأَنْ يُحْسِنَ بِهِ الظَّنَّ فِىْ كُلِّ حَالٍ . 6. Jangan membicarakan tentang keadaan pribadi Guru secara muthlaq. Kadang-kadang menjadi celakanya murid seperti yang terjadi pada kebanyakan murid. Sebaiknya selalu berbaik sangka kepada Guru Mursyid didalam segala hal. ٧. اَنْ يَحْفَظَ شَيْخَهُ فِىْ غَيْبَتِهِ كَحِظْفِهِ فِىْ حُضُوْرِهِ وأَنْ يُلاَحِظَهُ يقلبه فِىْ جَمِيْعِ أُمُوْرٍ سَفَرًا وَحَضِرًا لِيَحُوْزَ بَرَكَتَهُ . 7. Selalu menjaga Adab kepada Guru sekalipun tidak dihadapannya, sebagaimana ketika dihadapannya. ٨. اَنْ يَرَى كُلَّ بَرَكَةٍ حَصَلَتْ لَهُ مِنْ بَرَكَاتٍ الدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ بِبَرَكَتِهِ . 8. Sebaiknya murid meyaqinkan bahwa segala sesuatu yang berhasil dengan baik, urusan dunia maupun akhirat semata-mata karena barokahnya Guru Mursyid. ٩. اَنْ لاَ يَكْتُمَ عَلىٰ سَيْخِهِ شَيْأً مِنَ اْلأَحْوَالِ وَالْخَوَاطِرِ وَالْوَقِعَاتِ وَالْكَرَامَاتِ مِمَّا وَهَبَهُ اللهُ تَعَالىٰ عَلىٰ يَدِهِ . 9. Tidak boleh merahasiakan terhadap Guru tentang pemberian Allah SWT. Kedalam hatinya berupa peningkatan hati, masukan hati, kejadian-kejadian, dan Karoomah. ١٠. عَدَمُ التّطلع إلى تعبير الوقائع والمنامات والمكاشفات وان ظهر فلا يعتمد عَلَيْهِ وَبَعْدَ عرض الحال عَلىٰ الشَّيْخِ يَكُوْن مُنْتَظِرًا لِجَوَابِهِ مِنْ غَيْرِطَلَبِ ، وأَنْ سَأَلَ عَنْ مَسْأَلَةِ فاِيَاكَ وَاْلمُبَادَرَةِ بِالْجَوَابِ فِىْ حَضْرَتِهِ . 10. Tidak boleh mengambil sikap (keputusan) sendiri, impian-impian dan pengetahuan yang masuk dalam hati sekalipun artinya jelas. Dan setelah menyampaikan kepada Guru, maka tunggulah jawaban dan petunjuk Guru. Dan jika bertanya pada Guru tentang suatu masalah, maka jangan tergesa-gesa minta jawaban. ١١. اَنْ لاَيُفْشِىَ لِشَيْخِهِ سِرًّا وَلَوْنُشِرَ بِالْمَنَاشِيْرِ . 11. Tidak boleh menyebar luaskan rahasia Guru Mursyid, sekalipun diancam akan digergaji. ١٢. اَنْ لاَيَتَزَوَّجَ قَط امْرَأَةً رٰأَى شَيْخَهُ مَائِلاً إِلَى التَّزَوَّجِ بِهَا وَلاَيَتَزَوَّخُ قط امْرَأَةً طَلَقَهَا سَيْخُهُ أَوْمَاتَ عَنْهَا . 12. Tidak boleh menikah dengan orang perempuan yang diinginkan oleh Guru Mursyid akan dinikahi atau perempuan yang telah dicerai atau ditinggal wafat oleh Guru Mursyid ١٣. اَنْ لاَيُشِيْرُ قَطُّ عَلىٰ شَيْخِهِ بِرَأْىٍ إِذَا اِشْتَشَارَهُ فِىْ فِعْلِ شَئٍْ أَوْتَرْكِهِ بَلْ يَرُدُّ اْلأَمْرَ إِلَى شَيْخِهِ اِعْتِقَادًا مِنْهُ أَنَّهُ اَعْلَمُ بِاْلأُمُوْرِ وَغَنِىٌ عَنْ اِشْتِشَارَتِهِ وَاِنَّمَا اِشْتِشَارَتُهُ تَحَبُّبًا لَهُ مَالَمْ تَقُمْ الْقَرَائِنُ الْوَضِحَةُ عَلىٰ خِلَفِ ذَلِكَ وَإِلاَّ فَلْيُنْصِحَ لَهُ مَعَ رِعَايَةِ كَمَالِ اْلأَدَبِ مَعَهُ . 13. Jika Guru minta pendapat tentang dilaksanakannya sesuatu atau tidak, sebaiknya murid tidak usah mengajukan pendapat, tetapi kembalikan kepada Guru, dengan berkeyaqinan bahwa Guru lebih mengerti yang lebih tentang hal tersebut, dan sebenarnya Guru tidak butuh pendapat murid itu, hanya memperlihatkan cintanya kepada murid, kecuali ada petunjuk yang jelas tidak begitu, kalau betul-betul minta pendapat, maka jawablah dengan sopan. ١٤. اَنْ يَتَفَقَدَ عِيَالَ شَيْخِهِ إِذَا غَابَ بِاْلاِحْسَانِ إِلَيْهِمْ بِالْخِدْمَةِ وَغَيْرِهَا فَإِنَّ ذَلِكَ مِمَّا يُمِيْلُ قَلْبَ شَيْخِهِ إِلَيْهِ وَمِثْلُ الشَّيْخِ فِىْ ذَلِكَ اْلاِحْوَانِ . 14. Ikut menjaga keluarga Guru ketika ditingal pergi dengan cara mengabdi dengan baik, sesungguhnya dengan cara begitu menyenangkan hati Guru kepada murid, begitu juga terhadap keluarga teman seperguruan ١٥. إِذَا وَجَدَ الْمُرِيْدُ فِىْ نَفْسِهِ عَجَبًا بِأَعْمَالِهِ وَامْتِحْسَانًا لِحَالِهِ فَلْيَذْكُرَهُ لِشَيْخِهِ لِيَدُلَّهُ عَلىٰ دَوَائِهِ فَإِنْ كتمه يُنْبِتُ الرِّيَاءَ وَالنِّفَاقَ فِىْ قَلْبِهِ . 15. Jika didalam hati merasa bahwa dirinya lebih baik tentang amal lahir maupun bathin (ujub), maka segera sowan pada Guru Mursyid agar ditunjukan obatnya. Jika disembunyikan malah menyebabkan Riya' dan Nifaq. ١٦. اَنْ يُعَظِّمَ مَا أَعْطَاهُ لَهُ شَيْخُهُ وَلاَيُبَيِّعُهُ ِلأَحَدٍ وَلَوْ أَعْطَاهُ مَا أَعْطَاهُ فَرُبَّمَا يَكُوْنُ طَوِىَ لَهُ فِيْهِ سِرًّا مِنْ أَسْرَارِ الْفُقَرَاءِ فِيْمَا يُعِيْنُهُ فِىْ الدَّارَيْنِ وَيُقَرَّبُهُ إِلىَ حَضْرَةِ اللهِ تَعَالىٰ . 16. Memulyakan pemberian Guru walaupun berupa apa saja, jangan dijual atau diberikan orang lain. Terkadang pemberian Guru itu mengandung Hikmah dan Rahasia yang bisa membantu keselamatan Dunia dan Akhirat dan mendekatkan kepada Allah SWT. ١٧. اَنْ يَجْعَلَ رَأمن ماله الصِّدْقَ فِىْ الْجَدِّ فِىْ طَلَبِ الشَّيْخِ ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلمُرِيْدَ لَوْ صَحَّ لَهُ كَمَالِ اْلإِنْقِيَادِ مَعَ شَيْخِهِ رُبَّمَا وَصَلَ إِلىَ ذَوْقِهِ حَلاَوَةَ مَعْرِفَةِ اللهِ فِىْ مَجْلِسِ وَاحِدٍ مِنْ أَوَلِ إِجْتِمَاعِهِ بِهِ . 17. Ketika Baeat, betul-betul niat yang baik dan adab yang baik, sebab jika seorang murid betul-betul tunduk di hadapan Guru, kemungkinan bisa langsung merasakan manisnya Ma'rifat Allah SWT. ١٨. اَنْ لاَيَنْقُصَ إِعْتِقَادُهُ فِىْ شَيْخِهِ إِذَا رَآهُ نَقَصَ عَنْ مَقَامِهِ بِكَثْرَةِ نَوْمِهِ فِىْ اْلإِسْحَارِ أَوْقِلّةِ وَرَعِهِ أَوْغَيْرِ ذَلِكَ ، فَمِنَ الْوَاجِبِ أَنْ يُدَوِّمَ الْمُرِيْدُ عَلىٰ إِعْتِقَادِهِ فِىْ شِيْخِهِ . 18. Jika Guru melakukan lelahan (perbuatan ganjil) tidak boleh berkurang keyaqinan keta'atannya. Kewajiban murid, harus berkeyakinan baik terhadap Gurunya. ١٩. اَنْ لاَيُكْثِرَ الْكَلاَمَ فِىْ حَضْرَتِهِ وَلَوْبَاسَطَهُ بِالْكَلاَمِ ، وَأَنْ يَعْرِفَ أَوْقَاتَ الْكَلاَمِ مَعَهُ ، فَلاَيُكَلِّمُهُ إِلاَّفِىْ الْبَسْطِ بِاْلأَدَبِ وَاْلخُشُوْعِ وَاْلخُضُوْعِ بِقَدْرِ مَرْتَبَتِهِ وَدَرَجَتِهِ ، وَإِلاَّحُرِّمَ مِنَ الْفُتُوْحِ وَمَاحُرِّمَ مِنْهُ لاَيَعُوْدُ إِلَيْهِ مَرَّةً أُخْرَى إِلاَّ نَادِرًا . 19. Tidak memperbanyak perkataan dihadapan Guru, sekalipun ada kesempatan panjang untuk berbicara. Hendaknya mengetahui waktu dan melaksanakan adab yang baik, khusyu' dan khudlu' menurut derajat dan tingkatan murid. Jika murid melanggar adab berbicara dihadapannya akan tertutup hatinya. Biasanya tidak bisa kembali terbuka kecuali langka. ٢٠. غَضُّ الصَّوْتِ فِىْ مَجْلِسِ الشَّيْخِ ِلأَنَّ رَفْعَ الصَّوْتِ عِنْدَ اْلأَكَابِرِ سُؤُ أَدَبٍ . 20. Merendahkan volume suara dihadapan Guru. Sebab mengeraskan suara dihadapan Ulama' besar termasuk Etika jelek. ٢١. اَنْ لاَيَجْلِسَ مُتَرَبِّعًا وَلاَعَلىٰ سَجَدَةٍ أَمَامَ الشَّيْخِ بَلْ يَنْبَغِى لَهُ فِىْ مَجْلِسِهِ التَّوَاضُعُ وَالتَّصَاغُرُ وَاْلإِشْتِغَالُ بِالْخِدْمَةِ . 21. Jangan berlagak mulya duduk dihadapan Guru, tetapi merendah diri dan selalu siap untuk mengabdi. ٢٢. اَنْ يُبَادِرَ بِإِتْيَانِ مَا أَمَرَهُ بِهِ بِلاَ تَوَقُّفٍ وَلاَإِهْمَالٍ مِنْ إِسْتِرَاحَةٍ وَلاَسُكُوْنٍ قَبْلَ تَمَامِ ذَلِكَ اْلأَمْرِ . 22. Bergegas-gegas mendatangi dan melaksanakan perintah Guru, tanpa menunda-nunda dan berhenti dengan istirahat atau diam sebelum selesai perintahnya. ٢٣. اَلْفِرَارُ مِنْ مَكَارِهِ الشَّيْخِ وَكَرَاهَةُ مَايَكْرَهُ طَبْعًا وَعَدَمُ إِرْتِكَابِهَا . 23. Menjauhi segala sesuatu yang tidak disenangi Guru dan tidak menjalaninya. ٢٤. اَنْ لاَيُجَالِسَ مَنْ كَانَ يَكْرَهُ شَيْخُهُ وَيُحِبُّ مَنْ يُحِبُّهُ . 24. Tidak boleh mendatangi dan mencari ilmu pada orang yang tidak disenangi oleh Guru dan senang pada orang yang disenangi oleh Guru. ٢٥. اَنْ يَصْبِرَ عَلىَٰ جَفْوَتِهِ وَإِعْرَاضِهِ عَنْهُ وَلاَيَقُوْلُ لِمَ فَعَلَ لِفُلاَنٍ كَذَا وَلَمْ يَفْعَلْ لِىْ كَذَا . 25. Hendaknya sabar jika mengerti tidak disenangi Guru dan jangan sampai berkata "mengapa kalau dengan orang lain begitu, kalau dengan saya kok begini". ٢٦. اَنْ لاَيَجْلِسَ فِىْ الْمَكَانِ الْمُعَدِّلَهُ وَلاَيُلِحُّ عَلَيْهِ فِىْ أَمْرٍ . 26. Jangan duduk ditempat yang disediakan untuk tempat duduk Guru, dan jangan memaksa untuk secepatnya dilayani. ٢٧. لاَيُسَافِرُ وَلاَيَتَزَوَّجُ وَلاَيَفْعَلُ فِعْلاً مِنَ اْلأُمُوْرِ اْلمُهِمَةِ إِلاَّبِإِذْنِهِ . 27. Jangan bepergian, jangan menikah, dan jangan mengerjakan sesuatu yang penting kecuali semua itu mendapat izinnya Guru. ٢٨. اَنْ لاَيُنْقِلَ مِنْ كَلاَمِ الشَّيْخِ عِنْدَ النَّاسِِ إَِلاَّبِقَدَرِ اَفْهَامِهِمِ وَعُقُوْلِهِمْ . 28. Jangan menceritakan perkataan dan wejangan Guru kepada orang lain kecuali disampaikan dengan cara yang bisa difahami menurut akal mereka. Tanbih (Peringatan) : Ada kalanya Guru Mursyid memberi kebebasan pada murid, jika sudah kelihatan tanda kesungguhan murid. Guru memberi ujian-ujian semakin berat, kadang kelihatan tidak memperhatikan, itu semua agar Nafsunya murid menjadi kalah dan bisa tenggelam kedalam Maqom Finak (Hanya Cinta Kepada Allah SWT).

Selasa, 25 September 2012

MENUJU HATI YANG SUCI

OLEH : K. DHOFIR SUHAIMI

Setiap manusia yang baru dilahirkan oleh ibunya, roh-nya dalam keadaan suci, yang dimaksud suci disini adalah :Roh-nya belum dimasuki dan dipengaruhi oleh noda-noda hati yang dikenal dengan sebutan“NafsuAmmaaroh”. Menginjak masa perkembangan baru dimasuki noda-noda hati jika manusia melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan syar’i, sebagai tafsiran firman ALLOH SWT. : كلاّ بل ران على قلوبهم ما كانوا يكسبون Jangan begitu bahkan mengotori pada hati mereka perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan. (Surat Al Muthoffifiin.Ayat 14). Adapun untuk mengembalikan agar roh manusia bisa suci dari kotoran-kotorannya dengan menjalankan tiga hal. 1. At-Taubah. 2. Talqiinus-Syaikh LaailaahaIllalloh (Kalimah Thoyyibah). 3. السلوك بالطريقة السلفية : Menirukan perbuatan para sahabat ketika masih di bombing langsung oleh Rosululloh SAW. Keterangan : 1. Taubah yang sesungguhnya adalah taubat yang dibimbing oleh seorang Mursyid, sekalipun sudah membaca petunjuk-petunjuknya kalau tidak ada pembimbingnya tidak akan mengerti apakah sudah mati atau belum kehendak maksiyat tersebut. Sebagaimana orang membunuh rumput yang tumbuh di tengah tanaman padi, dilihat daunnya sudah tidak ada, tiba-tiba akar dan batangnya masih siap subur ditengah tanaman padi. 2. Kalimat Thoyyibah (LaailaahaIllalloh) bisa mengalah nafsu ammaaroh atau semua kotoran-kotoran hati, jika mengucapkan kalimah thoyyibah tersebut lewat bacaan Mursyid yang kamil. Selain melaksanakan aurod-aurod yang dibimbing oleh Mursyid kamil, juga melaksanakan dan mengamalkan adab-adab kepada Beliau. Sebagaimana penjelasan ulama’ shufi : Barang siapa tunduk kepada seorang Mursyid kamil secara sempurna, maka bisa menjadi sebab bisa wushul kepada ALLOH SWT. pada pertama kali sowan dihadapan Beliau (Tanwiirul Quluub). 3. Menirukan perbuatan ulama’ salaf, seperti dawamul wudhu’ (setiap hadast langsung wudhu’), apalagi hadast besar langsung mandi dll. untuk menirukan perbuatan ulama’ salaf, tidak cukup hanya membaca petunjuk-petunjuk buku, melainkan juga harus petunjuk dari Mursyid Kamil.

ADAB MURID TERHADAP SESAMA MURID

OLEH : K. DHOFIR SUHAIMI

Hamba Alloh yang menuju ke akherat dengan selamat, harus lewat tarbiyah Murobbirruh yang mempunyai ketajaman hati (Mursyid Kamil), sekalipun ada yang berhasil lewat jalan. Adapun Muriidil Akhirat yang ingin berhasil harus memenuhi adab-adab terhadap sesama murid yang seper-guruan dan seper-mursyidan, disamping juga memenuhi adab-adab terhadap guru mursyid. Sedangkan adab-adab terhadap sesama murid, banyak sekali diantaranya ialah sebagai berikut : 1. Menyintai kepada sesama murid seper-mursyidan dan sebagaimana menyintai dirinya sendiri. 2. Mendahului memberi salam, dilangsungkan berjabat tangan dan ditambah perkataan yang menyejukkan ketika berjumpa. 3. Bergaul dengan mereka dengan pergaulan yang baik, sopan dan menyenangkan. 4. Berbuat tawadluk kepada mereka, sehingga tidak ada tanggapan bahwa dirinya merasa lebih dekat dengan Syaikh dan keluarganya, merasa lebih senior, dll. 5. Berusaha mendamaikan jika melihat, mengerti dan mengetahui teman seper-guruan ada yang berbeda pendapat yang menyebabkan permusuhan. 6. Bertanya nama & alamat jika awal ketemu dengan sesama murid thoriqoh dan jangan lupa bertanya nama ayahnya. 7. Berkata jujur setiap berkata dengan sesama murid agar tidak timbul mengadu domba terhadap sesama. 8. Jangan sekali-kali menjatuhkan nama baik teman seper-guruan, terutama jika teman lain sedang menerima ujian. 9. Memenuhi janji yang telah dijanjikan kepada temannya selama tidak menyebabkan melakukan ma’siyat. 10. Mau menerima ‘udzur (alasan) teman seper-guruan yang melakukan kesalahan sekalipun bohong. 11. Menjahui satron-satronan terhadap sesama murid dengan membuang wajah ketika bertemu lebih 3 hari 3 malam.

ADAB SEORANG MURID TERHADAP DIRINYA SENDIRI

OLEH : K. DHOFIR SUHAIMI
ADAB SEORANG MURID TERHADAP DIRINYA SENDIRI
Orang yang menghendaki selamat di dunia & akhirat hendaklah selalu memenuhi beberapa adab untuk mengatur jiwanya.
·         Selalu merasa bahwa ALLOH SWT senantiasa melihatnya, sehingga merasa malu dihadapan ALLOH, jika punya hadast kecil apalagi hadast besar, bagaikan orang yang badannya kotor apalagi seluruh badannya kena najis, dihadapan orang yang harus di hormati kemudian membiasakan mengucap ALLOH-ALLOH didalam hati.
·         Jangan berlebih-lebihan didalam segala sesuatu yang mubah (makan, minum dan tidur) tetapi secukupnya saja.
·         Meningkatkan cinta kepada ALLOH, mengalahkan cinta lainnya.
·         Jangan sampai tidur masih mempunyai hadast besar.
·         Jangan mengharap sesuatu yang menjadi milik orang lain dan meninggalkan penilaian manusia, tetapi hanya mencari penilaian ALLOH (didalam bahasa jawa abang-abang lambe).
·         Jika sedang kena ujian berupa : sulitnya mendapat rizqi, kaum-saudara bahkan keluarganya membenci jangan sampai merasa bosan tetapi sabarlah, sebab banyak sekali murid yang kena cobaan ini, jika sabarnya diterima tidak lama lagi akan dibuka mata hatinya, akan tetapi jika merasa putus-asa bahkan sampai tidak merasa butuh kepada Thoriqoh lagi maka akan sesat selamanya dan rusaklah baiatan-nya secara batiniyah.
·         Selalu mawas diri jika merasa menurun ibadahnya, supaya dipaksa dan diberitahu bahwa lebih lama nikmat di akhirat daripada susahnya ibadah di dunia.
·         Menjaga lisan-nya dari perkataan yang tidak berguna serta menjaga hati dari kehendak yang tidak diridhoi ALLOH SWT.
Barang siapa yang menjaga lisan-nya dan istiqomah hatinya, maka akan mendapat keterangan hati.
·         Membiasakan mengurangi makan & minum, ukurannya berhenti sebelum kenyang.
·         Memejamkan mata dari melihat sesuatu yang di haramkan, apalagi melihat sesuatu yang menyebabkan syahwat (keinginan).
·         Meninggalkan gurau, tertawa terbahak-bahak yang tidak berfaidah menurut syar’i.
·         Meninggalkan perdebatan (debat kusir) dengan para pelajar dan ahli ilmu, tetapi cukup memberi penjelasan saja. Sebab orang yang berdebat, kebanyakan emosi, hanya menuruti kehendak nafsu, kemudian terjerumus kedalam kecurangan.
·         Menjahui rasa ambisi pangkat, derajat & jabatan, kecuali kalau betul-betul dikehendaki oleh orang banyak.
·         Membiasakan mengucapkan “InsyaAlloh” (masyii’ah) ketika akan mengatakan atau melakukan sesuatu yang belum terjadi.
·         Merahasiakan sesuatu yang diterima lewat impian atau ketajaman hati, kecuali terhadap guru mursyidnya. Sebab kalau dibocorkan kepada orang yang tidak berhak mengetahui malah menjadi sebab tertutupnya hati. Kalau memang terpaksa seperti : untuk memberi ilmu & pendidikan kepada orang lain yang berhak mendapat peringatan, maka caranya menyampaikan sebagian orang bermimpi atau sebagian orang-orang menerima peringatan ghaib, jangan mengaku diri sendiri.
·         Menentukan waktu khusus untuk melaksanakan perintah atau aurod dari guru mursyid sesuai dengan petunjuknya.
·         Jangan sekali-kali merasa terlambat, belum berhasil terbukanya hati dan lain-lain, lebih-lebih disampaikan dihadapan guru mursyid, akan tetapi ibadahlah dan laksanakanlah dengan sungguh-sungguh disertai keikhlasan, dibukak atau tidak jangan dijadikan tujuan puncak.

Pengambilan : Kitab Tanwiirul Qulub, karangan Syaikh Muhammad Amiin Al-Kurdi. Halaman 531-534.

MAU’IDHOH HASANAH OLEH : KH. M. SHOLACHUDDIN ABDUL DJALIL MUSTAQIM

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Bukan hanya hal-hal yang rukun dan yang sunah mulai dari segi keimanan dan semua kewajiban yang perlu kita perhatikan, namun ada satu hal, kalau kita kolektivitas ya kiamat.
Apapun yang ada di dunia ini, tetap bisa diusahakan, meskipun usaha kadang mengalami kegagalan, menemui jalan buntu dan mendapatkan rintangan yang besar, akan tetapi semua itu tergantung kita sendiri. Kita itu asalnya dari cair, kemudian cair menjadi keras, lalu keras membentuk jasmani, hati, jantung, ginjal, liver dan semua yang ada pada tubuh kita itu, diporoskan dan diawali dari hati. Rasulullah itu umurnya  63 th, kemudian meninggal, karena dalam kehidupannya Rasulullah banyak menggunakan hati dan pikiran, menahan diri, belajar bersabar, bertaqwa dan melakukan hal-hal positif. Untungnya Beliau itu seorang Rasul, kalau lupa ada yang mengingatkan, yaitu Allah melalui malaikat Jibril, sedangkan kita itu dibebaskan. Jadi Beliau lebih baik dari pada kita, jasmaninya manusia akan tetapi ruhaniahnya sudah menyatu dengan Allah, sedangkan kita berpikir agak berat saja kadang tidak kuat.
Kata orang tua dulu “jangan sering makan hati nanti kalau sudah besar akan sakit sakitan dan tidak bisa diobati”, kalau tidak itu, jangan suka makan kepala, makan otak, karena nanti isi otakmu itu banyak yang ndak bener, makan saja hatinya…! implementasi, maksud dan tujuannya dulu apa?
Sebenarnya hidup di dunia ini kalau kita rasakan tidak enak, sebelum masuk neraka juga tidak enak, masuk ke surga juga tidak enak karena tidak ada rasanya karena nafsu kita nanti dilepas, justru yang enak masuk neraka karena kita masih merasakan sakit.
Sebelum kenabian, menjadi pembela umat manusia dan  mendapat panggilan Allah, Nabi Muhammad sebenarnya hatinya ya sama seperti kita juga ada kebimbangan. Sebenarnya orang hidup itu, menurut fungsinya terlalu banyak yang mau ditafsirkan dari pada penafsirannya sendiri. Dalam kehidupan itu, dalam hakekat akhlaq yaitu kata-kata yang biasanya dipakai di bangsa Arab yaitu Bismillahirrahmanirrahim artinya dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, nah dalam Al-Quran, disitu ada alif lam mim (لم ا), lalu ada nun ( ن ), ha mim ( حم ) dan huruf mim ( م ) itu bentuknya seperti : alif ( ا ), lam ( ل ), lam ( ل ), ha’ ( ) dan ha’ ( ) itu bentuk hurufnya bundar artinya kalau bulat responnya ya bulat terus, nah kalau kamu burek responnya ya burek terus. Pada hal di sini garisnya jelas alif ( ا ) itu lurus dan lurus ini berartikulasi dari sebuah titik, huruf alif itu sebelum jadinya satu apa alif atau apa a ? bukan tapi adalah titik, lalu titik itu adalah ceteh, jadi bentuknya lurus seperti itu. Huruf ba’ itu masih ada titiknya, ta’ titiknya dua, tsa’ titikya tiga, jim titiknya satu, ha’ tidak ada titiknya dan kho’ titiknya satu dst.
Huruf itu adalah cerminan kita, dalam menjalankan atau melakukan sesuatu, semua itu ada artinya dan manfaatnya, tidak mungkin orang berdo’a kepada Allah itu tidak didengarkan ( non send ), ungkapan kita yang baik itu lebih diterima di dunia ini. Contoh orang astronomi berpendapat bahwa banyaknya asap rokok, asap pembakaran sampah, asap kendaraan dsb, kalau terus menerus masuk ke lapisan ozone, maka kalau lapisan ozone itu tidak kuat akan pecah kiamatlah sudah, karena dunia ini tidak bisa lagi digunakan untuk bernafas. Sebenarnya kebiasaan merokok kita itu adalah jelek, contoh kalau kita buang air kecil, buang air besar, makan, minum. Kalau kita minum terlalu cepat atau tergesa-gesa ya tersedak, makan mengunyahnya kurang halus tidak memakai aturan atau patokan dengan 33x kunyahan ya bisa tersedak, berjalan langkah kaki kita salah bisa tersadung semua ada artinya. Kalau kita buang air besar, kita ngotot atau kita paksakan untuk keluar, lama sekali kita di toilet itu bisa terkena penyakit prostat dan kalau kita punya kebiasaan ngeden ( ngotot ) buang air besarnya juga bisa kena penyakit ambyen. Jadi apa to tujuannya disuruh buang air kecil dan buang air besar yang benar, yaitu biar jasmani dan rohani kita itu sehat, seperti yang dikatakan para dokter.
Nah kalau kita bernafas irama nafasnya itu, kalau kita mengambil nafas ya ditarik kemudian dikeluarkan, detak jantungnya, kecepatan aliran darahnya, itu kalau kita merokok akan menghambat saluran pernafasan otomatis itu, lalu pengaruhnya kalau kita wiridan ya tidak kuat. Jadi kalau Kyai ngrokoknya kenceng, maka wiridannya akan terganggu, bukan artian tidak kuat dalam posisi duduknya, tetapi mencari pasnya itu yang sulit. Akhirnya kalau wiridan jadi panjang, biasanya cukup dibaca 10x jadinya bisa seratus, bisa seribu bahkan bisa sampai satu juta, sampai lafazd yang dia baca sesuai. Semakin dia alim, semakin dzikir yang dia baca semakin jauh, tetapi kalau Kyai kesehatan dzikir satu kali saja sudah sampai ( jutul ), karena nafas yang dihidung itu, tidak usah mengotot akan keluar dengan sendirinya, selesai dengan sendirinya. Tetapi dengan syarat tidak ada makanan yang haram dan subhat dalam tubuh kita, jadi makannya harus halal. Kita makan minum tidak baca Bismillah, yang kedua kita makan ada makanan yang halal, subhat, makruh, haram, maka semua itu akan menghambat larutan atau cairan kita menjadi keras. Karena kalau kita makan yang keras dan subhat otomatis dengan nafas yang seimbang, rasanya tidak ada sisa masuk dalam tubuh kita akhirnya belum keluar dan masih tertahan, makanya sama dokter disuruh banyak makan pisang, karena itu akan menjadi oli yang mencairkan itu semua. Pisang itu mempunyai komposisi oksigen, serat, jadi bisa merangkul itu semua untuk dikeluarkan dari tubuh kita.
Jadi kalau kita pikir-pikir semua yang kita lakukan itu ada artinya dan manfaatnya, walaupun itu bentuknya kotoran akan bisa menyuburkan yang namanya tanaman yang ditanam di atasnya. Karena kesemua itu adalah satu rangkaian, tetapi kadang-kadang yang melihat itu malah sumpek. Makanya kalau saya pikir-pikir, saya bekerja gampang ditipu orang bukannya saya tidak tahu kalau sedang ditipu, cuma wataknya orang yang suka menipu ya sering keterlaluan. Jadi bukannya saya tidak mengerti, tapi kita harus tenang, dalam berilustrasi itu juga harus seimbang seperti itu. Kita itu menaruh atau menempatkan perasaan, menempatkan rumongso, husnuzdon, penafsiran dalam hati itu, seperti kita menaruh jarum di tengah hutan, ketika sudah kita jatuhkan lalu dapatkah kita cari? disitu ada cairan yang berkialau di dedaunan, ada hewan dengan mata yang berkilau dan ada cahaya-cahaya yang lain dan kita tidak tahu dimana letak jarum itu, mungkin kalau kita cari dengan pelan-pelan, diperhatikan jalannya, prosesnya lama kira-kira sampai mati apa bisa ketemu? Kalau kita berjalan ada kerikil dijalan disisihkan itu namanya akhlaq. Ibaratnya pohon kalau menanamnya jaraknya diperhitungkan, diatur dengan aturan yang benar maka akan tumbuh dengan baik. Jadi batas-batasannya hidup di dunia ini sudah jelas.
Nah itu tadi arti ba’ ( ب ) saja pada Bismillah, belum sampai Bisnya, belum sampai sinnya ( س ), belum ke mim ( م ), belum ke alif ( ا ), lam ( ل ), lam ( ل ), ha’ ( ) belum sampai ke Arrahman, ke Arrahim. Maka belum bisa kita untuk membaca Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, Arrohmanirrahim, Maaliki yaumiddin, iyyaKa na’ budhu waiyyaKa nasta’in. Kalau kita belum bisa membaca Bismillahirrahmanirrahim, maka jembatannya Arrahmanirrahim ya belum ketemu. Alhamdulillah itu sebenarnya apa? yaitu memuji kepada Allah, berterima kasih kepada Allah.
Ayat-ayat pertama dalam Al-Quran seperti Alif Lam Mim pada surat Al- Baqarah, awalnya Surat Yasin dst, itu semua pasti tidak ada artinya dan artinya dikembalikan lagi kepada Allah. Jadi kalau kamu bersyukur itu berterima kasih kepada Allah, tetapi itu tidak bisa kamu lakukan kalau kamu belum melewati Bismillahirrahmanirrahim. Bagaimana kamu bisa bersyukur kamu menerima Arrahman dan ArrahimNya saja tidak kuat, ya pasti tidak bisa. Kalau ada orang mengaku bisa  bersyukur tanpa adanya itu semua, itu hanya hayalannya saja.
Sebelum Allah menjadikan alam ini, Allah menciptakan nur Muhammad terlebih dahulu. Kemudian menciptakan syetan, malaikat, baru kemudian Adam ( bapak dari manusia ). Berarti itu sudah ada situasi kecil namanya politik, konflik ( persoalan ), peperangan, ilustrasi, pemikiran, karakteristik, individu. Maka kita harus pandai-pandai bermain politik dengan memakai hati, pikiran dan sikap, belum lagi dengan apa yang kamu lihat, apa yang kamu dengar, apa yang kamu rasakan. Jadi kita itu merupakan makhluk yang paling sempurna dari ciptaa-Nya yang lain. Tidak ada yang lebih sempurna selain sifat manusia. Sekarang kalau dalam berpolitik, sempurna bertemu kesempurnaan bisa ndak? ya pasti tidak bisa. Kita jangan menyentuh perbedaannya dulu, namun kita lihat kesamaannya. Contoh : satu tambah satu itu ada hasilnya, tetapi kalau satu saja tidak ada artinya paling angka romawi. Pada subjek semua itu akan kembali, karena apa semua itu berasal dari titik.
Lukisan yang paling mahal di dunia ini dan sulit untuk dilakukan oleh seorang pelukis, kalau ada kanvas putih bersih kemudian diberi titik, lalu titik itu dilihat dengan memakai mikroskup bentuknya seratus derajat dan benar-benar lurus dan ada lubang ditengahnya bentuk bulatannya lurus, lukisan seperti itu yang paling mahal. Jadi dia sebelum begitu, adalah kekosongan yang focus pada inti, kalau semua persoalan dijadikan satu maka akan menjadi nol atau titik. Bila kita berhitung dari angka satu ( 1 ) sampai dengan Sembilan ( 9 ) dan angka sepuluh itu sebetulnya adalah angka satu dan nol jadi kalau kita berhitung akan kembali keangka satu. Jadi angka sepuluh itu bisa diibaratkan politik ( sistem ) bukan menjadikan keterbukaan. Seperti nasionalisme, orang itu sudah terangkum dalam event kapitalisme, jadi nasionalisme itu adalah politik.
Design by AINURRIDWANPONPES MANBAUL HUDAIslamic2 Template