BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Bukan hanya
hal-hal yang rukun dan yang sunah mulai dari segi keimanan dan semua
kewajiban
yang perlu kita perhatikan, namun ada satu hal, kalau kita kolektivitas
ya kiamat.
Apapun
yang ada di dunia ini, tetap bisa diusahakan, meskipun usaha kadang
mengalami kegagalan,
menemui jalan buntu dan mendapatkan rintangan yang besar, akan tetapi
semua itu
tergantung kita sendiri. Kita itu asalnya dari cair, kemudian cair
menjadi keras,
lalu keras membentuk jasmani, hati, jantung, ginjal, liver dan semua
yang ada pada
tubuh kita itu, diporoskan dan diawali dari hati. Rasulullah itu umurnya 63 th, kemudian meninggal, karena dalam kehidupannya
Rasulullah banyak menggunakan hati dan pikiran, menahan diri, belajar
bersabar,
bertaqwa dan melakukan hal-hal positif. Untungnya Beliau itu seorang
Rasul,
kalau lupa ada yang mengingatkan, yaitu Allah melalui malaikat Jibril,
sedangkan
kita itu dibebaskan. Jadi Beliau lebih baik dari pada kita, jasmaninya
manusia akan
tetapi ruhaniahnya sudah menyatu dengan Allah, sedangkan kita berpikir
agak berat
saja kadang tidak kuat.
Kata
orang tua dulu “jangan sering makan hati nanti kalau sudah besar akan
sakit
sakitan dan tidak bisa diobati”, kalau tidak itu, jangan suka makan
kepala,
makan otak, karena nanti isi otakmu itu banyak yang ndak bener,
makan saja
hatinya…! implementasi, maksud dan tujuannya dulu apa?
Sebenarnya hidup
di dunia ini kalau kita rasakan tidak enak, sebelum masuk neraka juga
tidak enak,
masuk ke surga juga tidak enak karena tidak ada rasanya karena nafsu
kita nanti
dilepas, justru yang enak masuk neraka karena kita masih merasakan
sakit.
Sebelum kenabian,
menjadi pembela umat manusia dan mendapat
panggilan Allah, Nabi Muhammad sebenarnya hatinya ya sama seperti kita
juga ada
kebimbangan. Sebenarnya orang hidup itu, menurut fungsinya terlalu
banyak yang
mau ditafsirkan dari pada penafsirannya sendiri. Dalam kehidupan itu,
dalam
hakekat akhlaq yaitu kata-kata yang biasanya dipakai di bangsa Arab
yaitu Bismillahirrahmanirrahim
artinya dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang,
nah dalam Al-Quran, disitu ada alif lam mim (لم ا),
lalu ada nun ( ن
), ha mim ( حم
)
dan huruf mim ( م
) itu bentuknya seperti : alif ( ا ),
lam ( ل
), lam ( ل
),
ha’ ( ﻫ
) dan ha’ ( ﻫ
)
itu bentuk hurufnya bundar artinya kalau bulat responnya ya bulat terus,
nah
kalau kamu burek responnya ya burek terus. Pada hal di
sini
garisnya jelas alif ( ا
) itu lurus dan lurus ini berartikulasi
dari sebuah titik, huruf alif itu sebelum jadinya satu apa alif
atau apa
a ? bukan tapi adalah titik, lalu titik itu adalah ceteh, jadi
bentuknya
lurus seperti itu. Huruf ba’ itu masih ada titiknya, ta’ titiknya dua,
tsa’ titikya tiga, jim titiknya satu, ha’ tidak ada titiknya dan kho’
titiknya
satu dst.
Huruf itu adalah
cerminan kita, dalam menjalankan atau melakukan sesuatu, semua itu ada
artinya
dan manfaatnya, tidak mungkin orang berdo’a kepada Allah itu tidak
didengarkan
( non send ), ungkapan kita yang baik itu lebih diterima di dunia ini.
Contoh
orang astronomi berpendapat bahwa banyaknya asap rokok, asap pembakaran
sampah,
asap kendaraan dsb, kalau terus menerus masuk ke lapisan ozone, maka
kalau
lapisan ozone itu tidak kuat akan pecah kiamatlah sudah, karena dunia
ini tidak
bisa lagi digunakan untuk bernafas. Sebenarnya kebiasaan merokok kita
itu
adalah jelek, contoh kalau kita buang air kecil, buang air besar, makan,
minum.
Kalau kita minum terlalu cepat atau tergesa-gesa ya tersedak, makan
mengunyahnya kurang halus tidak memakai aturan atau patokan dengan 33x
kunyahan
ya bisa tersedak, berjalan langkah kaki kita salah bisa tersadung semua
ada
artinya. Kalau kita buang air besar, kita ngotot atau kita paksakan
untuk
keluar, lama sekali kita di toilet itu bisa terkena penyakit prostat dan
kalau
kita punya kebiasaan ngeden ( ngotot ) buang air besarnya juga
bisa kena
penyakit ambyen. Jadi apa to tujuannya disuruh buang air kecil dan buang
air
besar yang benar, yaitu biar jasmani dan rohani kita itu sehat, seperti
yang dikatakan
para dokter.
Nah kalau kita
bernafas irama nafasnya itu, kalau kita mengambil nafas ya ditarik
kemudian
dikeluarkan, detak jantungnya, kecepatan aliran darahnya, itu kalau kita
merokok akan menghambat saluran pernafasan otomatis itu, lalu
pengaruhnya kalau
kita wiridan ya tidak kuat. Jadi kalau Kyai ngrokoknya
kenceng,
maka wiridannya akan terganggu, bukan artian tidak kuat dalam
posisi
duduknya, tetapi mencari pasnya itu yang sulit. Akhirnya kalau wiridan
jadi
panjang, biasanya cukup dibaca 10x jadinya bisa seratus, bisa seribu
bahkan
bisa sampai satu juta, sampai lafazd yang dia baca sesuai. Semakin dia
alim,
semakin dzikir yang dia baca semakin jauh, tetapi kalau Kyai kesehatan
dzikir
satu kali saja sudah sampai ( jutul ), karena nafas yang dihidung
itu,
tidak usah mengotot akan keluar dengan sendirinya, selesai dengan
sendirinya.
Tetapi dengan syarat tidak ada makanan yang haram dan subhat dalam tubuh
kita,
jadi makannya harus halal. Kita makan minum tidak baca Bismillah, yang
kedua
kita makan ada makanan yang halal, subhat, makruh, haram, maka semua
itu
akan menghambat larutan atau cairan kita menjadi keras. Karena kalau
kita makan
yang keras dan subhat otomatis dengan nafas yang seimbang, rasanya tidak
ada
sisa masuk dalam tubuh kita akhirnya belum keluar dan masih tertahan,
makanya
sama dokter disuruh banyak makan pisang, karena itu akan menjadi oli
yang
mencairkan itu semua. Pisang itu mempunyai komposisi oksigen, serat,
jadi bisa
merangkul itu semua untuk dikeluarkan dari tubuh kita.
Jadi kalau kita
pikir-pikir semua yang kita lakukan itu ada artinya dan manfaatnya,
walaupun
itu bentuknya kotoran akan bisa menyuburkan yang namanya tanaman yang
ditanam
di atasnya. Karena kesemua itu adalah satu rangkaian, tetapi
kadang-kadang yang
melihat itu malah sumpek. Makanya kalau saya pikir-pikir, saya
bekerja
gampang ditipu orang bukannya saya tidak tahu kalau sedang ditipu, cuma
wataknya orang yang suka menipu ya sering keterlaluan. Jadi bukannya
saya tidak
mengerti, tapi kita harus tenang, dalam berilustrasi itu juga harus
seimbang
seperti itu. Kita itu menaruh atau menempatkan perasaan, menempatkan rumongso,
husnuzdon,
penafsiran dalam hati itu, seperti kita menaruh jarum di tengah
hutan, ketika sudah kita jatuhkan lalu dapatkah kita cari? disitu ada
cairan
yang berkialau di dedaunan, ada hewan dengan mata yang berkilau dan ada
cahaya-cahaya
yang lain dan kita tidak tahu dimana letak jarum itu, mungkin kalau kita
cari
dengan pelan-pelan, diperhatikan jalannya, prosesnya lama kira-kira
sampai mati
apa bisa ketemu? Kalau kita berjalan ada kerikil dijalan disisihkan itu
namanya
akhlaq. Ibaratnya pohon kalau menanamnya jaraknya diperhitungkan, diatur
dengan
aturan yang benar maka akan tumbuh dengan baik. Jadi batas-batasannya
hidup di
dunia ini sudah jelas.
Nah itu tadi arti
ba’ ( ب
) saja pada Bismillah, belum sampai
Bisnya, belum sampai sinnya ( س ),
belum ke mim ( م
), belum ke alif ( ا
),
lam ( ل
), lam ( ل
),
ha’ ( ﻫ
) belum sampai ke Arrahman, ke Arrahim.
Maka belum bisa kita untuk membaca Alhamdulillahi Robbil
‘alamin,
Arrohmanirrahim, Maaliki yaumiddin, iyyaKa na’ budhu waiyyaKa nasta’in.
Kalau
kita belum bisa membaca Bismillahirrahmanirrahim, maka
jembatannya Arrahmanirrahim
ya belum ketemu. Alhamdulillah itu sebenarnya apa? yaitu memuji
kepada
Allah, berterima kasih kepada Allah.
Ayat-ayat pertama
dalam Al-Quran seperti Alif Lam Mim pada surat Al- Baqarah, awalnya
Surat Yasin
dst, itu semua pasti tidak ada artinya dan artinya dikembalikan lagi
kepada
Allah. Jadi kalau kamu bersyukur itu berterima kasih kepada Allah,
tetapi itu
tidak bisa kamu lakukan kalau kamu belum melewati
Bismillahirrahmanirrahim.
Bagaimana kamu bisa bersyukur kamu menerima Arrahman dan ArrahimNya saja
tidak
kuat, ya pasti tidak bisa. Kalau ada orang mengaku bisa bersyukur
tanpa adanya itu semua, itu hanya
hayalannya saja.
Sebelum Allah
menjadikan alam ini, Allah menciptakan nur Muhammad terlebih dahulu.
Kemudian
menciptakan syetan, malaikat, baru kemudian Adam ( bapak dari manusia ).
Berarti itu sudah ada situasi kecil namanya politik, konflik ( persoalan
),
peperangan, ilustrasi, pemikiran, karakteristik, individu. Maka kita
harus
pandai-pandai bermain politik dengan memakai hati, pikiran dan sikap,
belum
lagi dengan apa yang kamu lihat, apa yang kamu dengar, apa yang kamu
rasakan.
Jadi kita itu merupakan makhluk yang paling sempurna dari ciptaa-Nya
yang lain.
Tidak ada yang lebih sempurna selain sifat manusia. Sekarang kalau dalam
berpolitik, sempurna bertemu kesempurnaan bisa ndak? ya pasti tidak
bisa. Kita
jangan menyentuh perbedaannya dulu, namun kita lihat kesamaannya. Contoh
: satu
tambah satu itu ada hasilnya, tetapi kalau satu saja tidak
ada
artinya paling angka romawi. Pada subjek semua itu akan kembali, karena
apa
semua itu berasal dari titik.
Lukisan yang
paling mahal di dunia ini dan sulit untuk dilakukan oleh seorang
pelukis, kalau
ada kanvas putih bersih kemudian diberi titik, lalu titik itu dilihat
dengan
memakai mikroskup bentuknya seratus derajat dan benar-benar lurus dan
ada
lubang ditengahnya bentuk bulatannya lurus, lukisan seperti itu yang
paling
mahal. Jadi dia sebelum begitu, adalah kekosongan yang focus pada inti,
kalau
semua persoalan dijadikan satu maka akan menjadi nol atau titik. Bila
kita
berhitung dari angka satu ( 1 ) sampai dengan Sembilan ( 9 ) dan angka
sepuluh
itu sebetulnya adalah angka satu dan nol jadi kalau kita berhitung akan
kembali
keangka satu. Jadi angka sepuluh itu bisa diibaratkan politik ( sistem )
bukan
menjadikan keterbukaan. Seperti nasionalisme, orang itu sudah terangkum
dalam
event kapitalisme, jadi nasionalisme itu adalah politik.