Rabu, 26 September 2012

Etika Berguru Thoriqoh

OLEH : K. DHOFIR SUHAIMI

Etika Murid Thoriqoh harus pasrah, patuh dan ridlo terhadap pengaturan Guru Mursyid. Siap mengabdi dengan cara menyumbangkan harta dan mencurahkan tenaganya untuk Gurunya. Setia dan cintanya murid terhadap Guru Mursyidnya hanya bisa dibuktikan dengan cara ini. Menjalankan suatu pekerjaan dalam rangka melaksanakan perintah Guru, besar sekali faidahnya, sekalipun tidak mengerti maksud dan tujuannya. Sebagaimana anjingnya Ashaabul Kahfi bernama Qithmir.
Dia disuruh berjaga di pintu gua selama 309 tahun. Anjing tidak mengerti tentang maksud dan tujuan berjaga dipintu gua selama itu. Hanya semata-mata tunduk terhadap perintah. Rasululloh SAW. bersabda : Seekor anjing yang bisa masuk surga hanya anjingnya Ashaabul Kahfi yang bernama Qithmir. Wahai para manusia!!! Anjing saja bisa masuk surga, karena tunduk atas perintah orang sholih, ketundukannya lugu, tidak disertai usul dan usil. Biasanya orang yang usul, karena ingin mencari keinginan.
Mari kita berusaha agar bisa menjadi seperti Qithmir. Hikayah : Ada perahu yang sedang berjalan, tiba-tiba penumpangnya dikejutkan oleh seorang yang berjubah putih muncul dari dalam air seraya berkata : Wahai para penumpang perahu!! Siapa diantara kamu semua yang ingin mendapat ilmu dari saya. Ilmu ini bisa untuk kebutuhan apa saja. Semua penumpang perahu angkat tangan menyatakan siap menerima. Lantas orang yang berjubah putih tersebut berkata : syaratnya harus membayar 1000 dinar (+ 3.400 gram emas). Setelah disyaratkan harus membayar 1000 dinar, ternyata semua tidak berani membayar, dan tangannya turun semua. Hanya seorang yang tetap angkat tangan. Seorang yang tetap angkat tangannya itu sambil mengambil uang di kantong 1000 dinar, kemudian diserahkan kepada orang berjubah putih yang muncul dari dalam air laut. Adapun ilmu yang diberikan adalah ayat Al Qur’an yang bunyinya :
 ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لايحتسب 

Adapun orang-orang yang tidak mau membayar 1000 dinar hanya pinjam catatannya orang satu yang mau bayar. Perahu berjalan terus samapai di tengah samudera, tiba-tiba ada badai yang menghantam perahu tersebut hingga perahu pecah. Semua penumpang perahu membaca ayat Al Qur’an diatas, baik yang mau membayar atau yang tidak mau membayar. Akan tetapi semua yang membaca itu tidak bisa mengambil manfa’at atas ayat tersebut diatas, kecuali hanya seorang yang selamat yaitu : orang yang cara menerimanya dengan membayar 1000 dinar = 3.400 gram emas.
Sedangkan nasib orang yang cara menerima ilmu dengan membayar, ketika perahu pecah, entah bagaimana asalnya tahu-tahu sudah diatas selembar kayu. Di atas selembar kayu tersebut, seorang yang selamat dari hantaman badai itu tertiup angina, terdampar ombak, sehingga mendarat di sebuah pulau di tengah samudera. Setapak demi setapak kaki melangkah, mata menatap pepohonan yang rindang, gunung yang tak seberapa tinggi, tiba-tiba dikejutkan oleh seorang gadis yang menemui dan menjemputnya. Tanya saling Tanya, gadis yang berada di pulau itu bukan penghuni dan penjaga pulau. Tapi gadis yang dicuri raja jin dan disimpan di pulau itu, jika mau dijadikan permaisuri akan diberi emas, intan dan berlian yang disimpan di dalam gua. Ayat Al Qur’an dibaca, raja jin mati, gadis itu minta dinikah, sambil membawa pulang emas, intan tersebut.

Ya Alloh....mugi panjenengan paringi kawulo sak anak turun kulo soho bojo kulo teteping iman...padhanging ati.....tansah mituhu lan manut dhawuhe guru....Amiiin

0 komentar:

Posting Komentar

Design by AINURRIDWANPONPES MANBAUL HUDAIslamic2 Template